Merevisi Kembali Arti Hidup


Ada saat dimana aku merasa bahwa semua yang kulalui dalam hidupku menjadi sia-sia. Aku pernah merasakan hal itu. Kata-kata motivasi sebijaksana apapun tidak akan mampu mengantikan  rasa sakit yang kualami. Boleh anda berkata kepada diri sendiri, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Lebih spektakuler lagi jika anda mampu berkata tidak ada sesuatu yang mustahil. Sebuah pikiran positif yang membuat anda bekerja lebih keras. Namun yang tidak disadari, semakin keras anda berusaha maka semakin anda terbenam dalam impian kosong.  Seperti lumpur hidup. Jebakan kehidupan.


Apa arti hidup bagi anda? Bagiku hidup itu tidak lebih dari bersenang-senang. Menikmati secangkir kopi dan melakukan hal-hal kecil yang pasti bisa kulakukan. Aku tidak mau lagi memikirkan tentang masa depan. Aku mulai menyadari pentingnya satu hari kehidupan yang kulalui. Anda tahu, aku terlalu takut untuk mati.  Terlalu memikirkan kematian sehingga aku mulai merevisi kembali arti hidupku.

Aku hanya ingin ketenangan. Menertawakan masalah yang muncul dan menghadapinya dengan guyonan-guyonan segar. Ternyata semakin tua usiaku, aku semakin tidak menggunakan otakku. Semakin bodoh mengikuti hukum alam. Aku tidak mau lagi belajar tentang kehidupan, aku hanya bermodal satu kata “pasrah”. Tidak mudah, tapi apa salahnya anda coba. Yang jelas akhirnya aku mampu mendefinisikan arti hidupku. Tidak lebih dari kata “Pasrah”.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Developed by Free CSS Templates Pimped for blogger by Blogger Templates