Jiwa yang Mati Versi Saya

Terinspirasi dari catatan seorang blogger dengan nick name 21 inchi berjudul "jiwa yang mati", aku memberanikan diri untuk mengatakan jiwaku tidak pernah mati. Hanya kesepian. bukan-bukan, bukan kesepian tetapi terlalu takut menghadapi kenyataan.

Suatu hari aku menaruh impianku ditempat yang tinggi. Kulewati tangga tangga ilmu dengan pengorbanan yang cukup menyakitkan. Terasa perih tapi tetap kulanjutkan. Motivasi gila yang membuat aku berkata kepada diri sendiri suatu saat aku akan mendapatkan apa yang kuusahakan.


Tapi kemudian, Tuhan berkata lain atas do'a dan usaha yang kuperjuangan. Mengambil seluruh kenangan indah kehidupanku dan menyisakan masa depan yang menjadi momok menakutkan. Aku merasa tidak berguna lagi dalam hidup, tapi apa daya, aku juga manusia biasa yang masih menyisakan sedikit harapan untuk tetap tersenyum menghadapi godaan-godaan kematian.

hari-hariku diliputi duka diiringi oleh suara-suara kematian yang senantiasa mengincarku pagi, siang, dan malam. Aku sudah hancur. Merasa tidak lagi hidup seperti orang-orang normal. Mataku papa, merenung, kemudian aku menangis sendiri yang dijadikan tontonan menyenangkan bagi masyarakat yang tidak mengerti keterpurukan yang kualami. Semakin tertekan, semakin letih, semakin takut, dan semakin menyendiri.

Sudah untung bagiku jika diperkenankan menikmati secangkir kopi kehidupan. Melepaskan diri dari tanggung jawab sosial dan asyik dalam kesendirianku. Bagi orang lain, aku masih hidup. Bagiku, aku sudah lama mati.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Developed by Free CSS Templates Pimped for blogger by Blogger Templates