17 september 2012 : Aku dan Kesakitan



Sepertinya kehidupanku lebih menyakitkan dari yang dibayangkan semua orang. Aku telah banyak mengenal rasa sakit yang tidak bisa lagi didefinisikan dengan kata. Seperti paku yang selalu meninggalkan lubang pada kayu ketika ditancapkan. Paku itu telah tercabut tapi lubang itu, rasa sakit itu akan selalu tertinggal. Berbekas dan meninggalkan kesedihan yang tidak bisa hilang maupun dihapus.
Aku terus bertahan sampai nafas terakhir. Mengatakan kepada diri sendiri bahwa aku selalu akan bisa melewati semuanya sendirian. Tapi aku juga manusia biasa yang ada kalanya akan berada pada kondisi terbawah, bersedih dan terjatuh. Dan disaat itu aku membutuhkan orang lain yang sampai saat ini selalu kunantikan. Ku khayalkan. Dan hanya menjadi ilusi yang menjadi penghibur jiwa yang mati.
Aku tertatih, bertahan hidup dalam setiap kondisi yang paling tidak memungkinkan. Berusaha memotivasi diri, membohongi diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Tapi itu hanya kemunafikan karena rasa ini akan terus berlanjut hingga kematian menjemputku. Aku takut akan kematian. Dan selalu takut kehilangan lagi. Aku sudah tidak kuat untuk kehilangan lagi. Sekecil apapun kehilangan itu.
Aku menjadi penyendiri. Kesepian diantara ramainya dunia internet. Menuliskan sesuatu yang tidak berarti bagi siapa pun tapi berarti banyak bagiku. Aku yang sudah kehilangan semangat untuk hidup menghadapi setiap liku kehidupan yang menyakitkan. Frustasi. Hilang arah dan tujuan.
Saat aku masih remaja, aku mengingat diriku dan keegoanku yang begitu optimis menatap masa depan. Tapi kini itu hanya menjadi sisa-sisa semangat yang ditelan penyakit yang tidak bisa lagi di sembuhkan oleh apapun. hanya menjadi ingatan manis untuk dikenang, ditangisi dan ditertawakan. Karena hidup bagiku hanya sebatas permainan. Aku telah kalah dalam kehidupan. Ingin segera mengakhirinya, tapi ketakutan akan rasa sakit yang hadir bersamaan dengan kehilangan jiwa itu sendiri. Ironis.
Jangan bertanya kepadaku tentang rasa sakit karena aku adalah rasa sakit itu sendiri. Jangan ceritakan kebahagian dan kasih sayang padaku karena itu hanya dongeng yang lebih menyakitkan lagi. Aku tidak mau mendengar cerita sukses atau kebahagian, diblog ini hanya ada rasa sakit, kesedihan, dan rasa putus asa.
“Aku kesakitan, menderita sendirian, menjadikanku lebih kuat dalam bertahan hidup. Kesakitan adalah aku dan untuk itu aku bersumpah akan terus menjadi sesuatu yang menyakitkan dibandingkan dengan siapapun di dunia ini” Muhammad Liudin.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Developed by Free CSS Templates Pimped for blogger by Blogger Templates